Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan diri berada di barisan pendukung pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Rencananya, harga premium akan berubah menjadi Rp 6.500 per liter dan solar menjadi Rp 5.500 per liter.
Ketua Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, subsidi BBM yang mencapai Rp 300 triliun selama ini hanya memperkaya para penyelundup. Salah satunya adalah kasus Aiptu LS yang mempunyai kekayaan triliunan rupiah karena penyelundupan BBM.
"Subsidi untuk BBM itu terlalu memberatkan. Kenapa kita membantu para penyelundup itu. Lihat saja di Papua sampai punya Rp 1 triliun, hapuskan saja," ucap Suryo ketika ditemui di ajang IBEX, JCC, Jakarta, Jumat (24/5).
Suryo yang biasa disapa dengan SBS menilai, jika dana subsidi untuk BBM direalokasikan untuk kepentingan pembangunan, akan memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Saat ini BBM subsidi dinikmati para penyelundup yang akhirnya membuat kelangkaan dan lonjakan harga BBM bersubsidi lebih tinggi dari yang ditetapkan. Semisal di Papua.
"Realokasi subsidi kepada yang lebih bermanfaat. Sekarang yang menikmati yang tidak memerlukan subsidi. Sekarang yang menikmati para penyelundup. Penyelundup juga membuat harga BBM jadi mahal," jelasnya.
Dibandingkan negara lain, masih banyak negara yang lebih miskin dari Indonesia yang harga premium dan solar mereka justru lebih tinggi dari harga jual Indonesia. "Negara jauh lebih miskin dari kita harga BBM nya lebih tinggi. Ini juga membuat anggaran kita efektif," tutupnya.
Sumber: Merdeka.com