"Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka" (Injil, Surat 1 Timotius 6:10).
Ayat di atas sangat sesuai untuk menggambarkan kondisi pemerintah Indonesia saat ini. Setiap hari media televisi maupun cetak tidak luput dari pemberitaan para koruptor.
"Uang" memang dapat membuat orang hilang kendali dan lupa diri. Banyak kejahatan timbul yang berasal dari uang. Seperti: Mencuri, membunuh, bahkan menipu sesama.
Al-Quran Dikorupsi
Berita yang hangat baru-baru ini adalah korupsi yang terjadi di jajaran Departemen Agama. Seperti yang dikutip dari sebuah media, Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, "Kementerian Agama sedang melakukan investigasi internal untuk menelusuri dugaan korupsi pengadaan Al-Quran di kementeriannnya".
Berita ini sungguh mengejutkan. Sebab bagaimana mungkin sebuah departemen keagamaan melakukan korupsi dalam pengadaan kitab suci?
Benarkah Al-Quran Buku Suci?
Benarkah Al-Quran buku suci? Pertanyaan ini muncul sebagai dampak dari apa yang dilakukan oleh orang-orang di Departemen Agama. Sebagai umat Muslim, apakah mereka melihat bahwa Al-Quran bukanlah sebuah kitab suci dan layak untuk dikorupsi?
Bicara tentang Al-Quran, umumnya umat Islam menganggap "buku" ini adalah "buku suci". Bahkan tanpa disadari, sewaktu-waktu kelihatan mereka telah memberhalakan buku ini. Seperti: Al-Quran tidak boleh dipegang dengan tangan kiri. Al-Quran tidak boleh diletakkan dibawah buku lain. Seorang wanita yang sedang menstruasi tidak boleh menyentuh Al-Quran. Dan masih banyak aturan lainnya dalam memegang dan menyimpan Al-Quran.
Ayat-ayat Al-Quran juga kerap dipakai sebagai jimat. Misalnya, kutipan ayat ditulis dalam kertas lalu di disimpan di dompet. Selain jimat, ada juga yang menggunakan sebagai pelindung dari roh-roh jahat. Ada yang dengan sengaja menempel salah satu Surah Al-Quran di dinding rumah, agar jin atau setan tidak berani masuk ke dalam rumah.
Buku Tidak Ada Kuasa. Firman Allah Berkuasa
Al-Quran hanyalah sebuah buku. Sebagaimana layaknya buku-buku lain, Al-Quran juga tidak mempunyai kuasa. Kuasa hanya datang dari Allah, sebab Dialah Sumber dari segala kekuasaan. Setan atau roh jahat tidak dapat diusir hanya dengan menunjukkan sebuah buku. Roh-roh jahat hanya dapat diusir oleh kuasa Allah melalui firman-Nya.
"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita" (Injil, Surat Ibrani 4:12).
"Al-Quran" hanyalah sebuah buku yang diyakini oleh umat Islam berisi perkataan-perkataan Allah. Sehingga wajar saja bila orang-orang yang melakukan korupsi pada pengadaan Al-Quran, tidak merasa takut karena telah mengkorupsi sebuah "buku suci."
Mungkin bagi mereka, mengkorupsi pengadaan Al-Quran, sama halnya seperti mengkorupsi dana untuk kegiatan lain.
Isa Mengajarkan Jangan Mencuri!
Mengambil sesuatu yang bukan milik sendiri tanpa seijin yang punya adalah tindak pencurian. Suatu hari ketika Isa Al-Masih sedang memberitakan Kebenaran Allah, ada seorang datang pada-Nya dan bertanya apa yang harus dilakukan agar memperoleh hidup kekal.
Yesus menjawab orang itu, "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta" (Injil, Rasul Besar Matius 19:18).
Firman Allah mengatakan, seseorang yang mencuri tidak layak untuk memperoleh hidup kekal.
Setiap manusia sudah terlahir dengan tabiat berdosa yang cenderung korupsi. Untuk dapat melepaskan diri dari tabiat tersebut, kita memerlukan anugerah dari Allah. "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus" (Injil, Surat Roma 3:23-24).
[Staf Isa dan Islam – Apakah saudara telah menerima "pelepasan" dari tabiat korupsi? Pelepasan disediakan Allah melalui Isa Al-Masih? Artikel tentang Pelepasan ini dapat membantu saudara.]
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
Seorang Ulama Islam Menista Agama
Ketika memegang Al-Quran ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Harus memegang dengan tangan kanan, dan tingginya sejajar dengan dada, tidak boleh lebih rendah dari dada. Akan lebih baik bila membawanya di atas kepala. Ketika menyimpan, tidak boleh diletakkan dibawah tumpukan buku lain. Al-Quran harus selalu diletakkan paling atas.
Gadis Penderita Down Syndrome Dituduh Menfitnah Al-Quran
Dari uraian di atas, kita dapat melihat bagaimana umat Muslim meninggikan Al-Quran. Sehingga tidak salah bila umat Muslim merasa seperti kebakaran jenggot ketika ada yang memperlakukan Al-Quran dengan tidak senonoh.
Itulah yang dialami oleh Rimsha, gadis belia Kristen di Pakistan yang menderita down syndrome, di mana dia memiliki usia mental di bawah usia fisiknya yang sebenarnya.Gadis malang itu harus meringkuk dalam penjara dengan pengamanan yang sangat ketat selama beberapa minggu. Dia dituduh telah membakar Al-Quran.
Rakyat Pakistan yang mayoritas Muslim, mengatakan Rimsha telah menghujat Islam dan dia harus dihukum. Di Pakistan, kasus penistaan agama Islam adalah kasus yang sangat sensitif dan kadang berujung kematian bagi pelakunya.
Hasil Penyelidikan Aparat Pemerintah Pakistan
Untunglah keadilan berpihak pada gadis malang itu. Setelah menjalani masa tahanan, akhirnya tim penyidik setempat dapat membuktikan kebenarannya. Sebuah media merilis: Penghentian penyelidikan terhadap Rimsha semakin menguat dari sejumlah kelompok yang membelanya setelah beberapa hari sebelumnya Kepolisian Pakistan menangkap seorang imam karena dituduh meletakkan halaman Al-Quran yang terbakar ke dalam tas plastik milik gadis belasan tahun itu.
Ternyata apa yang dilakukan ulama tersebut semata-semata untuk menegakkan agama Islam, sebagaimana pengakuannya, "Kalian tahu bahwa hanya ini satu-satunya cara untuk mengusir para penganut Kristen dari wilayah ini."
Pakistan memang negara Islam. Tetapi haruskah seorang ulama melakukan penganiayaan kepada seorang gadis polos demi menegakkan agama Islam? Inikah yang diajarkan dalam Islam? Kami yakin kebanyakan orang Islam tidak akan bertindak demikian.
Al-Quran dan Ayat-ayat Kekerasannya yang Menghasilkan Kekerasan
Bila kita menilik ayat-ayat Al-Quran, di satu sisi apa yang dilakukan ulama tersebut tidak sepenuhnya salah. Muhammad memberi ijin kepada pengikutnya bertindak keras demi menegakkan agama Islam. Faktanya, terdapat paling sedikit 109 ayat perintah perang dalam Al-Quran yang teridentifikasi.
Para pembela Islam berpendapat, kekerasan yang mereka lakukan hanya sebagai tindakan mempertahankan diri. Benarkah? Lalu bagaimana dengan ayat Al-Quran yang justru memberi mandat kepada umat Muslim untuk melakukan agresi terhadap orang-orang non-Muslim yang mereka sebut sebagai kafir?
"Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa" (Qs 9:123).
" . . . . maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. Ketentuan yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya . . . . " (Qs 8:12-13).
Ajaran Kasih Isa Al-Masih
Sebelum Muhammad datang dengan ajaran Islam, Kalimat Allah, yaitu Isa Al-Masih, telah memberi satu pengajaran bagi seluruh manusia. Yaitu, "Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada hukum ini" (Kitab Suci Injil, Rasul Markus 12:31).
Dan ketika Isa Al-Masih memberi mandat kepada murid-murid-Nya untuk memberitakan ajaran-Nya, inilah pesan-Nya bagi mereka "Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka" (Injil, Rasul Markus 6:11).
Setiap umat mempunyai hak menentukan ajaran yang mereka anut. Memaksa mereka untuk memeluk keyakinan yang sama, adalah sebuah pelanggaran. Terlebih bila dilakukan dengan cara kekerasan dan penipuan!
Isa Al-Masih Membawa Damai di Dunia
Jauh sebelum Kalimat Allah, yaitu Isa Al-Masih, menjelma menjadi manusia, seorang nabi besar dalam kitabnya menubuatkan ". . . . namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" (Kitab Nabi Besar Yesaya 9:5). Perhatikan kata Raja Damai!
Isa Al-Masih datang ke dunia untuk membawa damai. Bukan hanya hubungan damai dengan sesama, namun yang terutama adalah hubungan damai dengan Allah. Melalui kematian-Nya di kayu salib, Dia telah mendamaikan manusia dengan Allah.
Sehingga, ketika seseorang mempunyai hubungan yang damai dengan Allah. Maka dia akan mempunyai hubungan yang damai pula dengan sesamanya. Tanpa terkecuali dengan mereka yang berbeda keyakinan dengannya.
[Staf Isa dan Islam – Sudahkah saudara menerima damai yang dibawa Isa Al-Masih? Inilah Kesaksian dari mereka yang telah menerima damai dari Isa Al-Masih.]
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
Nabi Muhammad: Pemimpin Harus Muslim
Walau akhirnya, Presiden RI ke-5 yang terpilih tetap naik pada tahktanya. Sehingga dia menjadi pemimpin tertinggi wanita pertama di negeri ini.
Pemimpin Non-Muslim Tidak Boleh Diangkat
Saat ini yang sedang marak dibicarakan adalah calon pemimpin Jakarta berlatar-belakang non-Muslim. Walau belum dapat dipastikan calon tersebut akan memenangkan pemilu, tetapi beberapa tokoh agama, bahkan secara individu berupaya agar masyarakat tidak memilih seorang non-Muslim untuk menjadi pemimpin di ibukota.
Salah satu dakwah yang disoroti media adalah yang dilakukan oleh seorang artis Muslim. Dalam dakwanya di salah satu Mesjid di Jakarta dia berkata, "Jika umat Islam memilih pemimpin yang kafir, maka mereka akan menjadi musuh Allah" (TRIBUN news.com–Jum, 3 Agustus 2012).
Al-Quran Melarang Pemimpin Seorang Non-Muslim
Apa yang disampaikan oleh pendakwa di atas tidak dapat disalahkan. Karena memang demikianlah ajaran dari Muhammad. Dilarang memilih pemimpin seorang non-Muslim.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim" (Qs 5:51).
Sungguhkah Allah tidak akan memberi petunjuk pada golongan tertentu? Bukankah Dia adalah Allah yang Maha Adil?
Isa Al-Masih: Taatlah Pada Pemimpinmu!
Isa Al-Masih hidup dalam zaman penjajahan Romawi. Sebelum penjajahan Romawi, bangsa-Nya sudah dijajah selama lebih dari 586 tahun (kecuali jaman kemerdekaan Maccabees, 166-63 sebelum Masihi). Bahkan silih berganti dijajah oleh bangsa lain, seperti: Babilonia, Persia, dan Yunani. Terhitung sejak dari raja Yoyakhin sampai raja terakhir orang Yahudi (586 SM).
Sekalipun Isa Al-Masih hidup dalam zaman penjajahan, Ia tetap mengajarkan kepada para pengikut-Nya untuk tetap taat kepada pemimpin kala itu. Ada satu peristiwa yang menarik, dimana orang Yahudi meminta pendapat Isa Al-Masih mengenai sejauh mana ketaatan kepada Allah dan kepada kaisar yang kafir sebagai pemimpin kala itu.
Sabda Yesus "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah" (Injil, Rasul Besar Matius 22:20-21).
Pengikut Isa Al-Masih Menjadi Penduduk Teladan Setiap Negara
Para pengikut Isa Al-Masih bukan hanya bersedia taat, tetapi juga takluk kepada pemimpin yang di atasnya, sekalipun berbeda agama. Sebab pemimpin berasal dari Allah dan ditetapkan oleh Allah. Bila tidak taat atau takluk berarti melawan ketetapan Allah.
Demikianlah sebagai pengikut Isa Al-Masih yang telah menerima kasih karunia dari Allah, dapat menerima bahkan mengasihi seorang pemimpin yang sekalipun berbeda keyakinan. Mereka juga dimampukan untuk berdoa bagi para pemimpin, agar mereka bertindak adil kepada semua rakyatnya, tanpa memandang agama, suku, dan tingkat sosial.
[Staf Isa dan Islam – Terimalah kasih karunia Isa Al-Masih, dengan demikian saudara akan dimampukan untuk dapat tunduk dan taat pada pemimpin saudara.]
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
Ilustrasi Gambar Nabi Muhammad
Di samping itu foto juga dapat mengingatkan kita pada kebaikan atau jasa seseorang. Seperti gambar para pahlawan misalnya, atau gambar tokoh-tokoh juga selebritis yang kita idolakan.
Orang Islam Menolak Gambar Ilustrasi Nabinya
Bicara tentang gambar, baru-baru ini media elektronik maupun cetak menampilkan sebuah berita yang cukup menarik. Adalah sebuah buku yang beredar di sekolah Islam, berjudul "Kisah Menarik Masa Kecil Para Nabi". Buku yang memuat gambar ilustrasi nabi Muhammad ini ditarik dari peredaran karena dianggap kontroversial.
Pihak yang berwenang meminta untuk segera mengusut dan melakukan penindakan internal atas penyebaran buku tersebut. Bahkan lebih lanjut dikatakan, buku keagamaan tidak boleh menyajikan hal-hal yang melanggar ketentuan agama, misalnya visualisasi Allah SWT atau Nabi Muhammad SAW.
Allah Adalah Roh, Muhammad Manusia Biasa
Kami setuju akan larangan pembuatan visualisasi dari Allah. Sebab Allah adalah Roh adanya. “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran" (Injil, Rasul Besar Yohanes 4:24)
Tetapi bagaimana dengan Muhammad? Muhammad adalah manusia biasa, sama seperti nabi-nabi lain yang terdapat dalam buku tersebut, yang juga dibuatkan gambar ilustrasinya.
Pertanyaan yang pantas direnungkan: Apakah nabi Muhammad setara dengan Allah sehingga visualisasi baginya juga tidak diperkenankan?
Gambar, Patung, Ka'bah dan Batu Hitam
Tentang penyembahan berhala, umat Islam mempunyai sikap yang tegas. Melarang membuat patung karena dianggap menduakan Allah.
Kami sangat setuju akan hal ini! Firman Allah dengan tegas melarang umat-Nya untuk membuat patung yang menyerupai apapun untuk disembah. “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi”(Taurat, Kitab Keluaran 20:4)
Di satu sisi umat Muslim menolak tegas akan patung dan gambar. Namun di sisi lain, Rukun Islam kelima memerintahkan umat Muslim menunaikan ibadah haji, di mana salah satu ritualnya adalah mengitari Ka'bah sebanyak tujuh kali dan mencium Batu Hitam (al-Hajr al-Aswad).
Selain itu, umat Muslim hanya diperbolehkan sembahyang menghadap pada satu arah, yaitu Ka'bah. Hal ini secara tidak langsung menegaskan bahwa Allah hanya bersemayam di Ka'bah dan pada waktu-waktu tertentu.
Dan lagi, bila kita renungkan, tidak terlihat perbedaan antara membuat patung dan gambar, dengan mencium Batu Hitam (al-Hajr al-Aswad). Hasrat jutaan umat Muslim untuk mencium bahkan sekedar menyentuh Batu Hitam (al-Hajr al-Aswad) sulit untuk menepis bahwa mereka tidak menyembah berhala.
Orang Kristen Menyembah Pribadi Isa Al-Masih, Bukan Gambar-Nya
Sebuah foto dapat mengingatkan kita pada seseorang atau momen-momen indah yang pernah kita lewati. Sehingga tidak salah bila orang Kristen memajang gambar Isa Al-Masih di rumah atau tempat-tempat yang mereka inginkan.
Orang Kristen memang tidak tahu secara pasti sosok Isa Al-Masih. Namun melalui gambar yang ada, orang Kristen dapat mengerti bahwa Allah yang Maha Pengasih pernah datang dan tinggal di dunia dalam rupa manusia yang dikenal dengan nama Isa Al-Masih.
Jelas orang Kristen tidak menyembah gambar Isa Al-Masih. Tetapi melalui cerita tentang Isa Al-Masih yang dilengkapi dengan ilustrasi gambar, membuat mereka lebih mudah untuk mengerti. Dan salib yang identik dengan orang Kristen, hanya merupakan sarana untuk mengingat bagaimana Isa Al-Masih telah menjadi “Tebusan” yang besar bagi dosa-dosa manusia.
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah” (Injil, Surat Roma 5:8-9)
[Staf Isa dan Islam – Artikel tentang Keselamatan dapat menuntun saudara untuk lebih mengerti kasih Allah.]