JEREZ - Insiden
senggolan yang melibatkan Marc Marquez dan Jorge Lorenzo pada seri
MotoGP Jerez akhir pekan lalu masih menarik untuk disimak. Kali ini,
berbagai opini datang dari media Spanyol.
Seri MotoGP Jerez, akhir pekan kemarin, memang cukup menyita perhatian
publik, khususnya pecinta MotoGP. Mereka kembali disuguhkan aksi yang
telah lama tidak mereka saksikan, yakni duel sengit antar pembalap.
Pelakunya adalah dua pembalap asal Spanyol yang membela panji tim
berbeda. Sang Juara bertahan Jorge Lorenzo dengan Yamaha-nya versus ‘Si
Anak Baru’ Marc Marquez yang penuh kejutan bersama Honda.
Duel sengit keduanya berlansung hingga lap terakhir, di mana klimaksnya
Marquez memanfaatkan kelengahan Lorenzo dalam menutup ruang di sisi
dalam pada tikungan terakhir, sehingga membuat kedua motor bersenggolan.
Sedikit kontroversial, namun Marquez sukses mengungguli Lorenzo dan
finis kedua di belakang rekan setimnya Dani Pedrosa yang tampil sebagai
juara.
Aksi Marquez yang bisa dibilang cukup nekat ini sempat membuat Lorenzo
kecewa, meski pada akhirnya dia menyadari bahwa dirinya-lah yang salah
karena terlalu memberikan ruang. Namun, tak bisa dipungkiri, Lorenzo
sepertinya masih belum bisa menerima aksi Marquez.
Media-media Spanyol pun ‘menyambut baik’ insiden tersebut. Bukannya
mendamaikan, mayoritas dari mereka malah ‘mengompori’ dan menjadikan
rivalitas kedua pembalap sebagai penghias halaman depan.
MARCA, media yang berbasis di Madrid dalam headline-nya menulis ‘A Rivalry is Born’ (Sebuah rivalitas baru telah lahir). Sementara El Mundo Deportivo menyebut, Marquez mengobarkan bendera perang dengan sebuah serangan brutal (A Deguello).
Media Spanyol lainnya, AS memilih menyamakan aksi Marquez dengan Valentino Rossi saat menyalip Sete Gibernau. AS menulis Marquez melakukan ‘aksi Rossi’ kepada Lorenzo di tikungannya (tikungan Lorenzo).”
Meski banyak yang menganggap aksi Marquez ini tidak salah. Namun, tak
jarang juga media Spanyol yang mengkritik gaya membalap rider 20 tahun
ini yang dianggap terlalu agresif. Mereka bahkan mengaitkan dengan
hukuman-hukuman yang diterima Marquez akibat gaya agresifnya itu saat
masih bermain di Moto2. Marquez disebutnya harus lebih bisa mengontrol
emosinya saat balapan.
Alejandro Elortegui, seorang analis balapan dari AS,
mengatakan, Marquez pantas mendapatkan penalti atas aksinya itu. “Ia
(Marquez) adalah pembalap yang luar biasa, tapi masih belum matang dan
kurang tenang,” tulis Elortegui yang tak ingin kejadian antara Sito Pons
dan Juan Garriga pada akhir 80an kembali terulang, di mana kedua
pembalap asal Spanyol terlibat perseteruan hebat.
Jaime Martin, salah seorang analis balapan dari MARCA, menyebut
Marquez sebagai pembalap ‘jenius dan iblis’. Dalam kolomnya, dia
menulis, aksi yang dilakukan Marquez bisa jadi sinyal ‘berakhirnya
hubungan baik’ antara dirinya dengan Lorenzo.
Terlepas dari beragam tanggapan media Spanyol, kehadiran Marquez sedikit
banyak menambah gairah para pecinta MotoGP untuk datang langsung ke
sirkuit atau menyaksikan via televisi. Mayoritas dari mereka senang
karena kembali menadapat suguhan menarik di setiap seri, tidak seperti
beberapa musim terakhir yang terlihat monoton. (acf)